Nikmat Yang Luar Biasa Bagi Manusia Yang Bersyukur
Suka Mengeluh Dan Tidak Bersyukur Berarti Belum Sepenuhnya Mengenal Allah SWT - Ada banyak orang bahkan kita, merasa bahwa kita kurang beruntung di bandingkan dengan orang lain yang serba ada dan serba bisa, merasa bahwa kayaknya Allah tidak adil terhadap kita, kita merasa paling di curangi, kita merasa paling sengsara di muka bumi ini, ketika kita membandingkan hidup kita terhadap orang lain. Kalau kita merasa seperti itu berarti kita belum sepenuhnya mengenal Allah SWT.
Ada sebagian kita yang di uji oleh Allah dengan bentuk fisik, namun sebenarnya iitu bukanlah suatu kekurangan, namun kita yang terkadang tidak mampu bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Ada yang merasa warna rambut, kulit, tinggi badan, bentuk hidung, bentuk tubuh yang gemuk dan kurus, miskin atau kaya bahwa itu semua dianggap ujian karena mendapatkan porsi tubuh yang tidak ideal. Sekali lagi pasti ini orang tidak sepenuhnya belum mengenal Allah SWT.
Ada sebagian kita yang di uji oleh Allah dengan bentuk fisik, namun sebenarnya iitu bukanlah suatu kekurangan, namun kita yang terkadang tidak mampu bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Ada yang merasa warna rambut, kulit, tinggi badan, bentuk hidung, bentuk tubuh yang gemuk dan kurus, miskin atau kaya bahwa itu semua dianggap ujian karena mendapatkan porsi tubuh yang tidak ideal. Sekali lagi pasti ini orang tidak sepenuhnya belum mengenal Allah SWT.
Kalau manusia yang mengenal Allah SWT maka dia akan melihat sebaliknya, yaitu lebih beryukur dengan apa yang diberikan Allah kepada kita. Di sekitar kita pasti ada orang yang mengeluh bahkan iri hati kepada saudara, teman, yang mana dia lebih kaya, bisa membeli apa yang diinginkan sedangkan kita manusia yang hidupnya berkecukupan. Sehingga dia merasa paling sengsara di muka bumi ini, berarti ini orang belum sepenuhnya mengenal Allah.
Ada banyak sekali hal yang di keluhkan oleh manusia untuk dia merasa pantas menyebut dirinya itu manusia yang paling sengsara dan merasa di curangi oleh Allah SWT, ada sebuah kisah Abu Ubaidah yaitu seorang gubenur di syam (suriah), sehingga suatu hari ketika dia sedang keliling memantau keadaan rakyatnya, Abu Ubaidah pernah melewati sebuah hutan yang diduga tidak ada penduduk di hutan tersebut, tapi tiba-tiba dia menemukan sebuah rumah atau gubuk di tengah hutan, di saat dia melewati hutan tersebut. Dari luar gubuk Abu Ubaidah mendengar suara laki-laki bertahmid, dia berucap alhamdulillah...alhamdulillah...alhamdulillah terus memuji-muji Allah SWT. Sehigga Abu Ubaidah menjadi penasaran sampai akhirnya ia mengetuk pintu sambil memberi salam.
Abu ubaidah : Assalamu’alaikum,..
Kakek : wa’alaikumsalam,..
Abu ubaidah : boleh saya masuk?
Kakek : silahkan...silahkan
Abu Ubaidah masuk ke rumah tersebut, sedangkan para prajuritnya menunggu di luar. Ketika Abu Ubaidah masuk ke rumah, ia merasa heran yang mana di dalam gubuk itu hanya ada seorang kakek-kakek yang terbaring di atas tanah, tidak punya kasur dan tidak punya bantal. Di rumahnya kosong tidak ada perabotan-perabotan (tidak ada lemari, Tidak ada tempat tidur), hanya ada kakek yang sedang terbaring dan memuji nama-nama Allah. Dia itu seorang kakek yang tunanetra di mana dia itu buta, lumpuh, dan usia yang sudah tua di mana yang bisa hanya lisanya yang mampu berbicara sambil berkata alhamdulillah...alhamdulillah...setelah itu Abu Ubaidah duduk di sisi kakek tersebut.
Abu Ubaidah : Dengan siapa kakek tinggal di sini dan kenapa kakek tidur di sini?
Kakek : saya tinggal di sini dengan anak saya, tadinya saya punya keluarga besar, saya punya istri dan beberapa orang anak tapi istri saya sudah meninggal, anak-anak saya sudah meninggal cuma tinggal satu orang dan saya lumpuh bahkan saya tidak dapat melihat, tapi Allah maha baik.
Abu Ubaidah : (dalam hati penasaran) tapi saya perhatikan kakek tidak punya kehidupan yang layak, kakek sakit-sakitan dan saya penasaran kepada kakek, apa yang kakek syukuri kepada Allah SWT sehingga kakek tidak berhenti mengucapkan alhamdulillah..alhamdulillah, perasaan nikmat yang kakek dapat hanya kayak gini-gini saja. Lalu kakek ini tersenyum kepada saya, dan mengatakan.
Kakek : Ada dua nikmat yang di berikan Allah kepada saya, dan itu sangat saya cintai dari pada dunia dan seisinya yang nikmat ini tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang Allah cintai saja. Dan dua nikmat ini lebih saya sukai dari pada keluarga, harta dan jabatan.
Abu Ubaidah : Ya kek, apa dua nikmat yang allah berikan kepada kakek, di mana nikmat itu tidak di berikan kepada sembarangan orang, melainkan kepada orang-orang yang Allah cintai.
Kakek : “Dua nikmat itu adalah nikmat hati yang selalu mampu bersyukur dan nikmat lisan yang selalu mampu berzikir”. Saya selalu merasa bersyukur, saya selalu merasa bahagia, saya selalu merasa cukup dan lisan saya dibimbing dengan hati yang selalu bersyukur itu untuk berzdikir memuji Allah. Sedangkan hati yang tidak bersyukur akan membimbing lisannya untuk mengeluh, mengutuk dan lisanya membimbing untuk menyalahkan diri sendiri atau pun orang lain.
Baca Juga : 7 Hal Yang Paling Berharga Dalam Hidup Manusia
Sebagai manusia yang beriman janganlah kita selalu mengeluh dan tidak bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita, karena semua itu Allah SWT mempunyai rencana atau kejutan yang sangat luar biasa di kemudian hari, rajin-rajinlah kita meminta pertolongan kepada Allah, karena kepada-Nya kita menyembah dan meminta tolong. Insya Allah kalau kita mampu bersyukur maka ketenangan hati akan mudah kita dapatkan dan semoga kita selalu bersabar serta selalu berusaha di saat Allah menguji keimanan kita, Amin,...
Dikutip dari ceramah : Ustad Hanan Attaki
Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuuh